Sunday, February 14, 2010

Pembahasan Asma wa Shifaat


Bismillaahirrohmaanirrohiim..Alhamdulillaah, sholaatuhu wasalaamuhu ‘alaa Rosuulillaah, wa ‘alaa aalihi wa shohbihi (wa b’adu).


Pembahasan Shifat (Alloh) Secara Umum
Keseluruhan (Para ulama madzhab Hanbaly dan Ahli hadits, Asy’ariyah dan Maturidiyah) aqidah madzhab mereka adalah: Sesungguhnya Allah Ta’aalaa bagi-Nya nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang mulia, bersih dari segala sifat kekurangan. Sesungguhnya Dia yang Maha suci adalah Esa dalam nama dan sifat-sifat-Nya  dan tidak menyerupai makhluknya dalam hal apapun sebagaimana sabda-Nya
Artinya: Tiada sesuatupun yang menyerupai Alloh,Dia Alloh adalah Dzat yang Maha Mendengar (bukan dengan telinga) juga Maha Melihat (bukan dengan bola mata). Dan tidaklah ada sesuatu yang setara dengan Alloh.

Diantara sesuatu yang menunjukan bahwa Alloh tidak menyerupai makhluk-Nya adalah: Bahwa  Dia bukanlah Jism (Tubuh), bukan Jauhar (Element/unsur) bukan pula ‘Ardh (Benda). Dan sesungguhnya sifat-Nya tidaklah tersusun atas bagian-bagian, anggota badan dan tidak pula berupa alat dari anggota badan. Karena kalau seandainya Dia berupa Jism maka pasti serupa dengan makhluk-Nya..Maha suci Alloh dari menyerupai makhluk-Nya lagi Maha Mulia dan Maha Besar.
Adapun Yang dimaksud dengan Jism adalah: Sesuatu yang tersusun atas 3 besaran (Panjang, Lebar dan Kedalaman)  sebagaimana Imam Ahmad rodliyallohu ‘anhu dan Para Imam lainya mengatakan bahwasannya Alloh Subhanahu wa-Ta’ala bersih dari al-Hajm, al-tasyakhush, al-katsaafah, Attasyakkul, dan Attashowwur (benda, penampakan, ketebalan, penghayalan dan penggambaran) yang merupakan kekhususan yang dimiliki oleh Jism. Dan berikut ini adalah sebagian ucapan para ulama Madzhab Hanbaly dan Ahlulhadist yang menafikan (Meniadakan) sifat Jismiyah dari Alloh swt.  

1.      Ucapan Imam Abu Hanifah ra (wafat 150H), beliau berkata dalam kitabnya Al-fiqhul akbar
halaman 2. ”Dan sifat-sifat Alloh keseluruhannya tidaklah serupa dengan sifat-sifat makhluk, Dia mengetahui tapi tak seperti pengetahuan kita, Berkuasa tapi tak seperti kekuasanya kita, melihat tapi tak seperti penglihatan kita, bersabda tapi tak seperti pembicaran kita, mendengar tapi tak seperti pendengaran kita, Kita berbicara dengan alat dan huruf sedangkan Alloh bersabda tanpa huruf maupun alat karena huruf dan alat adalah makhluk, sedangkan sabda-Nya (Kalam Alloh) bukanlah makhluk. Dia adalah sesuatu tapi tak seperti sesuatu yang lain, yaitu Bukan jism, bukan Jauhar, bukan ‘Ardh, tak ada batasan maupun lawan bagi-Nya, tak ada pula sesuatu yang serupa dan menyamai-Nya” Imam Abu Hanifah juga berkata “ dan kami mensifati-Nya sebagaimana Dia mensifati diri-Nya sendiri; Esa, yang bergantung pada-Nya segala sesuatu, tak beranak dan tidak diperanakan, dan tak ada seorangpun yang setara dengan-Nya, Hidup, terus-menerus mengurus makhluk-Nya, Maha berkuasa, Maha mendengar, Maha melihat dan Maha mengetahui, Tangan Alloh diatas tangan-tangan mereka (QS.Alfath), Tangan yang tidak sebagaimana tangan-tangan makhluk-Nya, tidak pula berupa anggota badan, bahkan Dialah Sang pencipta tangan-tangan anggota badan itu”   (As-Syarhul Muyassar ‘alal fiqhainil akbar wal-ashgor I : 159)

2.      Ucapan Imam Ahmad bin Hanbal ra (wafat 241H ) yang disebutkan dalam kitab I’itiqod al-Imam
Almubajjal Abi Abdillah Ahmad bin Hanbal karya Abi fadhl Attamimi dimana beliau  tercatat pada akhir kitab “thobaqot al-hanaabilah” : bahwasannya “Imam Ahmad telah mengingkari orang yang berkata bahwa dzat Alloh adalah jism, dan beliau berkata : Sesungguhnya nama-nama itu diambil menurut syari’ah dan bahasa, sedangkan ahli bahasa mendefinisikan nama ini (yaitu jism) sebagai sesuatu yang mempunyai panjang, lebar, ketinggian, bersusun serta berbentuk. Adapun Alloh Subhanahu wa-Ta’ala adalah terkecualikan (Maha suci) dari semua hal tersebut dan tidak boleh mengatakan-Nya jism, karena tidak ada dasarnya dalam Syari’ah, oleh sebab itu hukumnya bathil (mengidentikan Alloh sebagai jism)” dalam kitab yang sama halaman 32, Abu fadhl Attamimi berkata “ dan Madzhab Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal ra adalah: Sesunggahnya Alloh ‘Azza waJalla mempunyai wajah tapi tidak serupa gambar yang bisa terbayangkan tidak pula seperti bentuk yang bisa terlukiskan, tapi Wajah-Nya adalah sebagaimana firman-Nya “Segala sesuatu akan musnah kecuali wajah-Nya” barang siapa mengubah maknanya berarti telah menyimpang dari agama, dan menurut beliau (Imam Ahmad ra) bahwa yang dimaksud wajah adalah secara hakikat bukan majas. Wajah-Nya adalah kekal, dan merupakan sifat yang tidak akan pernah musnah. Barang siapa mendakwahkan bahwa wajah Alloh adalah diri-Nya maka sungguh ia telah menyimpang, barang siapa mengubah maknanya maka ia telah kafir..Dan yang dimaksud makna wajah oleh beliau (Imam Ahmad ra) bukanlah makna jism, bukan pula gambar/bentuk yang dapat terlukiskan/terbayangkan, barang siapa mengatakan hal ini maka sungguh ia telah melakukan bid’ah “….Walloohu a’alam bishshowaab (diterjemahkan dari buku “Al-Minhajiyyatul’aammah fil-‘aqiidah wal-fiqhi wassuluuk wal-i’ilaam biannal-asy’ariyyata wal-maturidiyyata min ahlissunnah” karya syaikh Abdul Fattah bin sholih qudais al-yaafi’ii)

                                            Ditahqiq oleh alfaqir ilalloh Alhabib Seif Alwi bin Muhammad Ba-Alawy

No comments: